Tiga Ilmuwan Besar yang Dianggap Sesat
Charles Darwin (Foto: Metamodern) |
California - Ilmuwan hebat yang telah menelurkan buah karyanya dianggap telah banyak berkontribusi terhadap cara pandang manusia di Bumi. Apakah ilmuwan besar ini selalu berada dalam kesesatan, bahkan melanggar batasan pada ajaran agama tertentu.
Dilansir BBC, Jumat (12/4/2013), sebelum teori maupun karya seorang ilmuwan hebat ini diterima, teori besar tersebut mengalami kritik keras dan pengusulnya bisa ditolak, bahkan di fitnah.
Kadang-kadang otoritas keagamaan menyerang teori tersebut. Tidak hanya itu, rekan-rekan ilmuwan juga dapat menyangkal dan mengkritik teori tersebut.
Para jenius yang beruntung ini bisa diakui karya mereka ketika mereka masih hidup. Namun, sebagian dari ilmuwan besar ini juga hanya dihargai ketika mereka telah meninggal.
Berikut beberapa ilmuwan yang dianggap sesat versi BBC:
1. Isaac Newton (1642-1727)
Isaac Newton mengubah segalanya dengan teori gravitasi dan hukum gerak. Ia menunjukkan bagaimana alam dapat diukur dan dipahami. Ia bahkan mendeskripsikan alam semesta (universe) sebagai 'Sensorium of God', yang menunjukkan Tuhan sebenarnya adalah ruang dan waktu itu sendiri.
Newton kabarnya menolak Ketuhanan yang ada pada Yesus Kristus dan Holy Trinity. Newton juga percaya bahwa inspirasi untuk teorinya tentang gravitasi berasal langsung dari Tuhan. Ini dikatakan membuatnya menjadi nabi (prophet) modern.
2. Galileo Galilei (1564-1642)
Galileo Galilei merupakan ilmuwan klasik yang dianggap sesat karena ia mempromosikan keyakinan bahwa Bumi bergerak melalui langit/surga (heavens). Pada saat itu, diterima bahwa Bumi itu diam dan matahari yang bergerak di langit.
Galileo berikeras bahwa Bumi bergerak tidak bertentangan dengan isi Kitab Suci. Padahal, hal tersebut ketika itu dilarang. Hanya teolog Vatikan yang diberdayakan untuk menafsirkan Alkitab.
3. Charles Darwin (1809-1882)
Setelah Galileo, ilmuwan yang hadir dengan konsep maupun teorinya yang berbentrokan dengan Gereja, Charles Darwin. Ia memaparkan bahwa spesies berevolusi secara bertahan dengan waktu, serta beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Beberapa Gereja Inggris menganggap evolusi sesat Darwin, menyiratkan makna bahwa Bumi tidak diciptakan dengan sempurna. Kalangan lainnya berpikir bahwa kemampuan beradaptasi memang merupakan desain Tuhan selama ini.
Darwin menerbitkan idenya pada 1859, dalam The Origin of Species. Ketika memasuki budaya populer, seorang kartunis bahwa menggambarkan Darwin sebagai kera.
Pada peristiwa debat di Oxford pada 1860, ia mengungkapkan bahwa teori yang dia buat menyebabkan 'acutest pain' atau 'sakit'. Darwin memegang tinggi Alkitab dan mengimbau seluruh penonton untuk percaya Tuhan ketimbang manusia, namun sebagian besar kerumunan ilmiah meneriaki dia.