NASA Ungkap Misteri Lapisan Ozon Bumi
Ilustrasi (Foto: Astrobio) |
CALIFORNIA - Lapisan ozon berada di 25 kilometer di atas permukaan Bumi. Ilmuwan National Aeronautics and Space Administration (NASA) berupaya mengungkap misteri yang ada pada lapisan terpenting bagi kehidupan makhluk hidup di Bumi tersebut.
Dilansir Astrobio, Rabu (3/4/2013), bau yang keluar dari ozon, bila dihirup kabarnya akan membuat paru-paru seseorang terbakar. EPA (Environmental Protection Agency) mengklasifikasi tingkat ozon terendah sebagai polusi udara.
Sekalipun ozon berbahaya bila terhirup, namun tanpa adanya lapisan di angkasa ini, kehidupan di Bumi akan menjadi mustahil. Lapisan ini berada di 25 kilometer di atas permukaan Bumi, di mana terdapat molekul ozon yang memblok radiasi sinar ultraviolet (UV) berbahaya.
Sinar ini kabarnya akan membakar kulit dan menyebabkan kanker. Di Mars, lapisan ozon ini tidak ditemukan dan apabila sinar matahari menerpa permukaan Mars, hal tersebut akan dapat memberikan efek mematikan.
Bagaimana lapisan ozon di Bumi? Untuk melacak lapisan ozon di Bumi, NASA akan meluncurkan sensor ozon berbasis luar angkasa, yakni SAGE III. Sensor ini dijadwalkan untuk dipasangkan di International Space Station pada 2014.
Para peneliti mulai khawatir tentang ozon di awal 1970-an. Ketika itu, ilmuwan kimia Frank “Sherry” Rowland dan Mario Molina dari University of California mengungkapkan bahwa bahan utama dari semprotan aerosol bisa merusak ozon di stratosfer.
Ketakutan semakin menjadi ketika di 1985, peneliti British Antarctic Survey mengumumkan, konsentrasi ozon di atas Halley Bay dekat Kutub Selatan mengalami kebocoran alias muncul "lubang ozon". Kabarnya, lubang tersebut kian membesar dari waktu ke waktu.
Untuk mengatasi kerusakan pada ozon, kerjasama internasional dilakukan terkait upaya untuk mengurangi penggunaan bahan kimia penghancur ozon yang diatur oleh Montreal Protocol. Kerjasama tersebut disepakati pada September 1987 dan menghasilkan pengurangan pada kerusakan ozon. Lapisan ozon akan "sembuh" total sepenuhnya pada 2050.