12 February 2013

Lensa Nikon : sejarah dan kecocokannya




Keunggulan sistem lensa Nikon adalah kecocokannya dengan kamera dari tahun 1959. Hal ini dikarenakan Nikon tetap mempertahankan F-mount, yaitu koneksi dari lensa ke kamera. Meskipun demikian, lensa-lensa lama tersebut tidak ideal lagi dipakai di era DSLR. Karena lensa lama banyak yang tidak memiliki auto fokus, tidak bisa mengukur cahaya, dan tidak diproduksi lagi. Teknologi lensa Nikon terus berkembang di wariskan ke lensa generasi berikutnya. Misalnya, semua lensa AF-S akan memiliki teknologi yang dimiliki lensa generasi sebelumnya (AF-D).

Di tahun 2003, Nikon memperkenalkan lensa DX. Lensa ini cocok dipakai untuk kamera DSLR yang bersensor APS-C, atau sebagian besar kamera DSLR Nikon dipasaran. Lensa DX ini berukuran lebih kecil dan relatif lebih murah.

Lensa DX dapat dipakai untuk kamera DSLR Nikon yang bersensor lebih besar (Fullframe/FX), tapi ujung-ujungnya akan gelap (vinyet) karena diameter lensa yang kecil. Di kamera full frame Nikon, kita bisa menginstruksikan kamera untuk otomatis memotong bagian ujung yang gelap tersebut. Akibatnya, hasil foto akan berukuran lebih kecil, dan lebih pemandangan menjadi lebih sempit (tele).

Lensa Nikon atau Nikkor terbagi beberapa jenis menurut kecocokan dengan kamera DSLR

Lensa manual fokus Nikon AI, AI-S (1977)
Lensa manual dari jaman dulu. Sebagian lensa masih di produksi sampai saat ini. Misalnya lensa Nikon 50mm f/1.2. Lensa manual ini dapat digunakan di kamera digital SLR. Biasanya kontruksi lensa lebih solid, karena terbuat dari logam. Cincin manual fokusnya juga lebih besar, sehingga mudah digunakan untuk fokus yang sangat akurat. Di era digital sekarang, lensa ini adalah alternatif yang baik untuk merekam klip video atau untuk foto still life di dalam studio.

Nikon 50mm AI-S f/1.2 : Manual fokus

Lensa Nikon AF (1986), AF-D (1992)
Lensa AF (auto fokus) memungkinkan kita untuk mengunakan auto fokus. Lensa semacam ini tidak bisa auto fokus jika kita memasangnya ke kamera Nikon yang tidak memiliki penggerak motor fokus (terutama kamera DSLR Nikon untuk pemula) seperti Nikon D3100, D5100 dan sebagainya.

Lensa AF-D, memiliki kemampuan untuk mengetahui jarak fokus. Informasi ini membuat kamera lebih bijak dalam menentukan setting exposure yang tepat, terutama saat memakai lampu kilat. Kecepatan auto fokus lensa tergantung dari kamera, dan jenis lensa. Semakin canggih sebuah kamera dan semakin sederhana rancangan lensa, semakin cepat kinerja auto fokusnya.

Nikon AF 50mm f/1.4D


Lensa Nikon AF-S (1998)
Lensa AF-S telah memiliki motor fokus internal sehingga kita bisa auto fokus saat memasangnya di sebagian kamera DSLR Nikon. Lensa ini juga memiliki teknologi Silent Wave Motor (SWM) yang membuat operasi auto fokus tidak bersuara dan lebih mulus. AF-S tidak berarti kecepatan auto fokus lensa bertambah, malahan di beberapa lensa, kecepatan auto fokus lensa berkurang, tapi konstan, tidak terpengaruh oleh jenis kamera yang digunakan. Contoh: Nikon AF-S 50mm f/1.4G

Nikon AF-S 50mm f/1.4G : Tidak memiliki cincin aperture


Lensa G (2000)
Sebagian besar lensa AF-S berlabel G (Gelded) yang artinya, lensa ini tidak memiliki cincin untuk mengatur bukaan secara mekanik. Seperti lensa digital kamera merek lain, setting aperture lensa akan diatur secara elektronik oleh kamera. Tidak seperti lensa tipe lain, lensa semacam ini tidak cocok dipakai di kamera SLR film/analog. Alasan Nikon mengeliminasi cincin bukaan adalah untuk menekan biaya produksi.

Sumber : infofotografi.com



COMMENTS