01 April 2013

Inilah Cara Fir'aun Membangun Piramid



Sekian lama para saintis kebingungan tentang bagaimana sebuah piramid yang merupakan salah satu bangunan ajaib di dunia ini dibangun. Terdapat berbagai teori yang dikemukakan untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam pembangunan piramid ini karena teknologi untuk mengangkat batu-batuan besar yang beratnya mencapai ribuan kilogram ke puncak bangunan belum memungkinkan di zamannya. Apakah rahasia dibalik pembangunan piramid ini?

Harian Amerika Times edisi 1 Desember 2006, telah menyiarkan satu berita saintifis yang mengabarkan bahwa Fir'aun telah menggunakan tanah liat untuk membangun piramid. Menurut kajian tersebut, disebutkan bahwa batu yang digunakan untuk membuat piramid adalah dari tanah liat yang dipanaskan sehingga membentuk batuan keras yang sukar dibedakan dengan batu asalnya.

Jika dikaji lebih mendalam, ternyata Al-Quran telah menjelaskan perkara ini 1400 tahun silam sebelum kajian saintifik dijalankan. Perhatikan sebuah ayat Al Quran yang berikut:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

"Dan berkata Fir'aun: 'Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku TANAH LIAT kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahawa Dia dari orang-orang pendusta." (Al-Qasas: 38)

Para saintis mengatakan bahawa Firaun mahir di dalam bidang ilmu kimia dalam memproses tanah liat sehingga menjadi batu. Teknik yang mereka gunakan adalah sangat misteri jika dilihat dari spesifikasi  batu yang mereka tinggalkan.

Profesor Gilles Hug, dan Dr. Michel Barsoum menegaskan bahawa Piramid yang paling besar di Giza, dibuat dari dua jenis batuan yang terdiri dari batu asli dan batu-batu yang dibuat secara manual hasil dari olahan tanah liat.

Gilles Hug (duduk kiri) dan Dr. Michel Barsoum (berdiri)


Artikel kajian yang diterbitkan oleh majalah "Journal of the American Ceramic Society" menegaskan bahwa Fir'aun menggunakan tanah jenis slurry untuk mebangun monumen yang tinggi, termasuk piramid. Karena tidak mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram. Sebaliknya pada dasar piramid, Firaun menggunakan batu asli.

Lumpur tersebut merupakan campuran lumpur kapur yang dipanaskan dengan  air garam dan ini akan menghasilkan  terbentuknya campuran tanah liat. Kemudian olahan itu dituangkan ke dalam tempat yang disediakan di dinding piramid. Ringkasnya lumpur yang sudah diaduk mengikut ukuran yang dikehendaki tersebut dibakar, lalu diletakkan di tempat yang sudah disediakan di dinding piramid.

Profesor Davidovits telah mengambil sampel batu piramid yang terbesar untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop elektron terhadap batu tersebut. Hasilnya, Davidovits menegaskan bahwa batu itu diperbuat dari lumpur. Selama ini, tanpa penggunaan mikroskop elektron, ahli geologi belum mampu untuk membedakan antara batu alam dengan batu buatan manusia.

Profesor Davidovits

Sebelumnya, seorang saintis Belgium, Guy Demortier, telah bertahun-tahun mencari jawaban dari pembuatan batu besar di puncak-puncak piramid. Guy Demortier berkata, "Setelah bertahun-tahun melakukan penyelidikan dan kajian, sekarang barulah saya yakin bahwa piramid yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat."

Piramid Bosnia


Penemuan oleh Dr Perancis Joseph Davidovits ini adalah hasil kajian yang memakan masa kira-kira dua puluh tahun. Sebuah kajian yang begitu lama terhadap piramid Bosnia, "Piramid Matahari" dan menjelaskan bahwa batu-batunya diperbuat dari tanah liat. Ini memperkuatkan lagi bahwa kaedah ini tersebar luas di masa lalu.


Gambar di atas menunjukkan kaedah tuangan batu berasal dari tanah liat telah dikenali sejak ribuan tahun yang lalu dalam teknologi yang berbeda baik Roma ataupun Fir'aun.

Bukti-bukti dari kajian menunjukkan kepada kita semua bahwa bangunan bangunan raksasa, patung-patung raksasa dan tiang-tiang yang ditemui dalam teknologi canggih zaman dahulu, juga dibuat dari tanah liat. Al-Qur'an adalah kitab pertama yang menjelaskan rahasia bangunan piramid, bukan para Ilmuwan Amerika, maupun Perancis.

Kita tahu bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah pergi ke Mesir dan tidak pernah melihat piramid, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentangnya. Kisah Firaun, terjadi sebelum masa hidupnya Nabi saw ribuan tahun yang lalu, dan tidak ada satu pun di muka bumi ini pada masa itu yang mengetahui tentang rahasia piramid. Sebelum ini, para saintis tidak pasti bahawa Firaun menggunakan tanah liat yang dipanaskan untuk membina monumen tinggi kecuali beberapa tahun kebelakangan ini.


Ajaib, 1400 tahun yang lampau, Nabi Muhammad SAW, beratus tahun lalu berakhirnya Dinasti Fir'aun memberitahu bahwa Fir'aun membangun monumen yang kini dikenal sebagai Piramid menggunakan tanah liat.

Kenyataan ini sangat jelas dan kuat untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah berbicara mengikut hawa nafsunya melainkan petunjuk dari Allah SWT yang menciptakan Fir'aun dan menenggelamkannya, dan Dia pula yang menyelamatkan Nabi Musa AS. Dan Dia pula yang memberitahu kepada Nabi terakhir-Nya akan hakikat ilmiah ini, dan ayat ini menjadi saksi kebenaran kenabiannya di kemudian hari. (eramuslim.com)



COMMENTS